PERJALANAN KE NEGERI MAJAPAHITPERJALANAN KE NEGERI MAJAPAHIT
PERJALANAN
KE NEGERI MAJAPAHIT
Kerajaan
Majapahit merupakan salah satu kerajaan nusantara terbesar dan terkuat dalam
sejarah. Didirikan pada tahun 1293 oleh Raden Wijaya, kerajaan ini mencapai
puncak kejayaannya pada masa pemerintahan Hayam Wuruk (1350-1389) dengan
Mahapatih Gajah Mada yang terkenal dengan Sumpah Palapa-nya.
Dengan
sejarahnya yang sangat menarik tentang sejarah majapahit, disini membuat saya
tertarik untuk mengunjungi bekas sejarah yang masih tersisa di kawasan
Kecamatan Trowulan Kabupaten Mojokerto pada 2 Maret 2024 lalu, disini saya
menempuh perjalanan dengan menggunakan sepeda motor dari kota Malang kurang
lebih 2,5jam perjalanan.
Pada
tujuan pertama disini saya mengunjungi sebuah bangunan lawas yang diperkirakan
merupakan pintu masuk kerajaan majapahit pada kala itu yaitu gapura wringin
lawing, gapura ini masih berdiri kokoh pada saat ini dengan batuan yang masih
asli dari zaman majapahit yang identic dengan bangunan yang terbuat dari batu
bata berwarna merah, di sekitar bangunan candi ini berdiri kokoh pohon “maja”
yang dikenal identic dengan kerajaan majapahit pada kala itu.
Tujuan
selanjutnya disini saya menuju ke Candi Brahu yang berada di Letak Candi Brahu
di sekitar Jalan Raya Mojokerto-Jombang. Arah ke Candi Brahu adalah masuk ke
jalan yang tepat berada di depan Kantor Suaka Peninggalan Sejarah dan Purbakala
Jawa Timur, dari sana jarak ke Candi Brahu sekitar 1,8 kilometer. Candi ini
berdiri masih sangat kokoh dan terawatt dengan baik, konon dulu candi Brahu ini
digunakan untuk sarana pemujaan dan tempat pembakaran abu raja-raja pada zaman
dahulu.
Perjalanan berlanjut dari candi Brahu menuju ke sebuah
candi yang mempunyai nama unik yaitu candi tikus, candi ini merupakan sebuah
peninggalan di masa kerajaan Majapahit dengan namanya yang unik dan dengan
keindahannya yang luar biasa dapat menarik banyak pengunjung untuk
mendatanginya. Candi tikus berada di terletak di Dusun Dinuk, Desa Temon, Kecamatan Trowulan, Kabupaten
Mojokerto, Jawa Timur. Candi ini dinamakan
candi tikus oleh warga sekitar karena dari sejarah ditemukannya dulu, pada
zaman dulu pada tahun 1914 petani di daerah ini diserang oleh hama tikus yang
sangat banyak dan para petani mencari dimana tikus tersebut bersarang, kemudian
di temukanlah sarang dari tikus tersebut berada di lokasi candi tikus saat ini,
kemudian warga menggali dengan tujuan untuk menghancurkan sarang tikus namun
malah ditemukan sebuah bangunan yang terkubur didalam tanah dan warga terus
menggali sampai akhirnya ditemukanlah sebuah situs berupa patirtan “pemandian
suci pada jaman dahulu” yang sampai sekarang dinamai candi tikus. Melihat dari bentuk dan susunannya, Candi Tikus
mengingatkan pada penggambaran konsep makrokosmos yang berpusat di Gunung
Mahameru. Di puncak gunung tersebut para dewa bersemayam dan air yang mengalir
dari Mahameru dapat dianggap sebagai air suci. Konsep tentang kesucian Mahameru
dikenal baik dalam Hindu dan Buddha, jadi sangat mungkin Candi Tikus merupakan
sebuah petirtaan yang disucikan oleh pemeluk Hindu dan Buddha. Selain itu, ada
pula pendapat yang mempercayai bahwa situs ini dulunya digunakan sebagai tempat
mandi keluarga raja, hingga tempat penampungan serta penyaluran air pada zaman
itu untuk keperluan penduduk desa di daerah tersebut.
Perjalanan berlanjut
kembali menuju candi bajang ratu candi yang memiliki nama yang tak kalah unik
juga dari bangunan candi sebelumnya ini berada di Gapura Bajang Ratu atau juga
dikenal dengan nama Candi Bajang Ratu adalah sebuah gapura atau candi peninggalan
Majapahit yang berada di Desa Temon, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto,
Jawa Timur, Indonesia. Mengenai fungsi candi, diperkirakan bahwa Candi
Bajangratu didirikan untuk menghormati Jayanegara. Dasar perkiraan ini adalah
adanya relief Sri Tanjung di bagian kaki gapura yang menggambarkan cerita
peruwatan. Relief yang memuat cerita peruwatan ditemukan juga, antara lain, di
Candi Surawana. Candi Surawana diduga dibangun sehubungan dengan wafatnya Bhre
Wengker (akhir abad ke-7). Karcis masuk di kawasan candi ini pun sangat
terjangkau yaitu sebesar 5000 rupiah saja, bangunan candi ini masih berdiri
kokoh dan sangat terawatt dengan batu bata merah sebagai ciri khas bahwa ini
bangunan khas jaman majapahit yang terbuat dari batu bata merah yang masih sangat
bagus dan terlihat garang dengan warnanya yang merah menyala. Konon candi ini
pada zaman dahulu digunakan sebagai pintu masuk ke sebuah tempat suci pada era
majapahit, jadi setiap warga yang ingin memasuki tempat suci pada zaman itu
diwajibkan untuk melewati bangunan ini dikarenakan sebagai pertanda mensucikan
diri sebelum memasuki kawasan yang suci pada zaman itu.
Perjalanan ke beberapa
tempat peninggalan masa kerajaan majapahit berahir di candi bajang ratu. Masih
banyak bangunan maupun sebuah benda yang ada di kawasan trowuan ini yang layak
dikunjungi sebagai
referensi sejarah dari kerajaan terbesar pada
zaman itu dan berlokasi tidak terlalu jauh dari kota Malang. Seluruh bangunan
candi yang saya kunjungi dirawat dan di kelola dengan sangat baik oleh pihak
berwenang yang ada di setiap kawasan candi tersebut. Video lebih jelasnya
perjalanan kali ini dapat dilihat di Youtube https://youtu.be/aUZv-XL_7QM?si=m0pHO84nfO9P15sa dan berikut beberapa foto canadi pada saat itu.
Created by : Bapak Ardianto Pratama, S.Pd
Tidak ada komentar